Header Ads

Polisi Klaten Jaman Hindia Belanda...



Suatu hari aku didatangi saudaraku persisnya anak dari Budhe, atau kakak dari Bapakku yang bertempat tinggal di Solo. Dia menyerahkan beberapa dokumen, tulisan, dan beberapa foto. Ternyata mas Sartono nama kakak misanku tersebut dulu berprofesi sebagai wartawan dan juda sastrawan di Solo. Selain tulisan dan foto juga berbicara tentang sejarah dan silsilah keluarga dari Bapakku, AG Subandi.
Konon cerita dari Mas Sartono Kakek buyutku bernama Wongsodiikromo, dulu anak dari Prajurit Pangeran Diponegoro, masih keturunan Nyi Ageng Serang, Kulon Progo.
Jaman perang Diponegoro ada seorang prajurit yang dikejar pasukan Hindia Belanda, bersembunyi di daerah Sikenong, Klaten Kota, di sebuah rumah dibawah dapuran pring Ori ( Bambu Ori) tepian Kali Lunyu, habis stadion Trikoyo Klaten.

Kemudian berisitri dengan seorang wanita- bapakku kalau menamakan Mbah Yut Wongso dan ibuku, M. Sulastri menceritakan bahwa Mbah Yut Putri gemar memakai bunga Selasih.
Mbah Wongsodikromo beristri 2 (dua) - Playboy juga mbah buyutku...hehe...- bapakku sering manggil mbah Wo Wongso yang melahirkan Sonto Karsono dan mbah Nom Wongso melahirkan Yoso Sakirno. Walaupun beristri 2 (dua) apalagi ke 2 istri dan keturunannya agamanya berbeda - mbah Wo Katolik, mbah Nom agama Islam,   kehidupan berkeluarga rukun harmonis- Pancasilais..bro...hehe- terbukti dibuatkan rumah kedua istri berdampingan, sama-sama di tepian Kali Lunyu, Sikenong (judulnya jadi Romansa di Kali Lunyu).
Sonto Karsono - Eyangku- menjadi Wakil Komandan Polisi Hindia Belanda di foto atas, yang duduk di tengah Komandan Polisi yang asli Meneer orang Belanda, Eyangku di sebelah kanan Komandan Meneer Belanda- ternyata Eyangku gagah keren banget dan termasuk berpangkat tinggi serta terhormat di Klaten waktu itu, lo. Sayangnya Eyangku meninggal sebelum RI Merdeka.
Adik Eyangku- Yoso Sakirno- juga menjadi Polisi Hindia Belanda-di foto berdiri di barisan 3 belakang kanan atas, yang setelah Kemerdekaan RI karir Kepolisisan Eyang Yoso Sakirno dilanjutkan sampai pensiun, bahkan konon sempat menjadi Lurah, makanya di kampungku disebut Mbah Lurah.

1 comment:

  1. Nampaknya saya juga titisan darah dari mbah Sonto Karsono. Saya berasal dari Adonara, Flores, NTT.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.